Akhirnya
sampai juga di jembatan Mahakam, tapi aku belum melihat sesosok perempuan yang
berdiri di jembatan itu. Kulihat matahari masih begitu tampak ceria, padahal
sudah ± 9 jam dengan setia menyinari kota Samarinda, sedangkan aku yang baru
keluar dari rumah ± 30 menit yang lalu sudah begitu sangat lelah.
Yang
aku cari bukan simanis jembatan Ancol, tapi dia adalah adikku yang baru datang
dan sekarang menunggu jemputan di jembatan Mahakam.
Aku
melihat beberapa orang yang ada dipinggir jalan, kulihat ada orang yang
menunjukkan wajah curiga penuh tanda tanya, ada orang yang menunjukkan wajah
penuh rasa ingin tahu, ada pula wajah yang begitu lelah yang seharian sudah
bekerja dan mungkin baru pulang kerja. Tapi wajah yang aku cari tidak ada.
“huhhh…. muyakknya…!!! (sahutku dalam
hati)
Aku
kemudian kembali menolehkan pandanganku kearah jembatan Mahakam, kuambil telpon
genggamku dan kucoba menelpon kembali untuk tahu dimana keberadaanya. Setelah
beberapa lama mencari, akhirnya ketemu juga.
----------------------------------------------------------------------------------------
Hari
pun berganti malam, aku bercerita banyak dengan adikku. Tentang perkembangan
sekolah SMAN 1 disana, karena sudah 2 tahun aku lulus dan masih kangen banget
sama masa-masa itu. Kesibukkan kuliah membuat aku jarang pulang, walaupun aku
pulang belum tentu bisa jalan-jalan ke SMA. Mungkin juga teman-teman SMA semua
sudah sibuk dengan urusannya masing-masing.
Adikku
kemudian menceritakan tentang “Hantu Kost PLN”, itu adalah nama gelaran yang
kami berikan dulu… (hehee… hebat kan hantu punya gelar). Aku jadi semangat
banget pengen dengar kabar hantu itu (kalau cerita hantu pasti aku semangat ’45
tapi kalau udah ketemu langsung ciut….. :p). Bayangan kost PLN pun masih
teringat jelas.
----------------------------------------------------------------------------------------
Waktu
itu, aku masih kelas 1 SMA semester 2 dan kakakku kelas 3. Karena sekolah kami
jauh, kami pun nge-kost. Tapi udah mutar-mutar cari kost-kost-an gak ketemu.
Alhamdulillah, dari tawaran seorang teman, kakakku pun dapat kost-kost-annya
yaitu rumah yang ada disamping PLN, dan rumah itu adalah bekas rumah pegawai PLN, tapi saat ini sudah tidak di tempati lagi. Rumahnya lumayan bagus, ada 3 kamar, 1
ruang tamu + ruang santai, 1 kamar mandi, dan dapur. Tapi yang lebih menarik,
ongkos sewanya gratis…..
Rumahnya
udah lama kosong, makanya harus sedikit tenaga ekstra untuk membersihkannya.
Setelah dibersihkan oleh pasukan-pasukan teman kakakku. Aku, kakakku, dan 2
temannya yaitu Arum dan Awaliyah pun menempatinya.
Akhirnya... sampai juga.... (sahutku... >0< )
ini rumahnya yah kak... (lanjutku)
iyah (jawabnya)
angker yah kak
kakak ngerasain ada yang aneh gak kak (lanjutku lagi)
aneh gimana, gak sih...
hmm... tadi aku ngerasain ada angin yang lewat dekat aku kak,,. kakak gak ngerasain?
Aku kemudian memperhatikan di sekeliling rumah tersebut. Warna coklat tua dengan paduan warna krem menghiasi rumah tersebut, selain itu, rumah ini di kelilingi oleh pepohonan yang tinggi, di depan dan di samping rumah terdapat pohon mangga, di depan rumah ada satu pohon sawo, di belakang juga terdapat satu pohon jambu, dan beberapa pohon lagi yang belum aku identifikasi jenisnya... jarak rumah ini dengan rumah warga cukup jauh, depan rumah ini adalah tanah kosong, dibelakang rumah adalah hutan, di samping kiri rumah tersebut juga adalah tanah kosong, setelah tanah kosong telah di bangun Mesjid. Hanya di sebelah kanan rumah ini berdiri dengan kokoh sebuah rumah, rumah itu adalah rumah pak Udin, tapi pak Udin jarang menempati rumah itu, kecuali bertugas rumah itu baru di pakainya. setelah rumah pak Udin di sebelah kanannya adalah PLN. 30 derajat dari sebelah kanan, kurang lebih 5 meter terdapat rumah warga yang lain.... Apakah rumah ini yang membuat aku merasa SEREEMMM??? apapun itu semoga penilaian negatif aku tentang rumah ini adalah SALAAH....
Adikmu kah Wil.... (sahut Arum)
iya, (jawab kakaku, aku hanya membalas senyumannya)
----------------------------------------------------------------------------------------
Sudah
berapa hari aku disini tapi tidak ada kejadian aneh? Mungkin hanya perasaan aku
saja yang menganggap rumah ini angker. Karena kakakku tidak merasakan perasaan
aneh sepertiku. Tapi kenapa perasaan aku masih ada yang mengganjal tentang rumah ini........ Semoga ini bukan pertanda buruk (sahutku)
---------------------------------------------------------------------------------------
Gak
terasa sudah hampir 3 bulan kami disini, sebentar lagi kelas 3 lulusan. Jadi
aku tinggal sendiri dunk…. (sedih nih). Aku pun mengajak salah satu teman aku
yaitu Nisrina, alhasil…. berkat rayuan gombalku akhirnya dia mau. Tapi setelah
semesteran, baru dia akan pindah.
Tinggal
berapa hari lagi akan diadakan try out untuk kelas 3, dan pastinya anak kelas 1
dan 2 libur… ( Ü ), rencanaya saat liburan nanti aku akan pulang kerumah.
Waktu
liburan pun tiba, aku menunggu teman-teman di dermaga. Sudah berapa jam aku
menunggu dari jam yang dijanjikan, dan ternyata aku ditinggal. Aku pun kembali ke kost, dan ternyata anak kelas 3 mengadakan acara
(selamat…. ). Aku langsung berlari masuk ke kamar, dan aku kunci rapat-rapat,
gak tau nih muka mau di kemanain… udah siap-siap mau pulang bawa ransel lagi…
(hhh malunyaaa……). Dan tiba-tiba ada suara ketukan dari luar, ternyata kakakku…
dia menanyakan kenapa aku gak jadi pulang, dan aku hanya bisa diam aja.
----------------------------------------------------------------------------------------
Gak
terasa waktu udah sore, aku pun terbangun dari tidurku karena keroncongan. Tetapi
anak kelas 3 belum semuanya pulang, mau keluar tapi malu. Akhirnya, aku
urungkan niatku untuk keluar.
Setelah mereka pulang, aku baru berani keluar dari kamar (seperti macam saja yang baru keluar dari kandangnya, terus menyantap semua makanan yang ada.... hhhuuuuuu....)
Waktu
telah menunjukkan pukul 17.20 WITA, saat itu aku sedang mencuci piring
sedangkan kakakku, arum dan awaliyah menyiapkan makanan untuk ntar malam. Tiba-tiba
terdengar suara orang berjalan (karena didepan adalah jembatan, jadi suara
orang datang sangat jelas terdengar). Awalnya aku mengira itu hanya pacar arum.
Tapi suara orang yang berjalan itu semakin jelas terdengar dengan menggunakan
high hills dan disusul suara banting pintu terdengar sangat keras dari arah
pintu depan. Anehnya, yang mendengar hanya aku dan Arum. Karena semuanya
penasaran aku pun keluar, ternyata pintu sama sekali tidak tertutup dan tidak
ada orang yang datang.
Aku
pun kemudian kembali dengan wajah yang masih tenang (alias sok tenang, biar di bilang cool gitu), dan kuceritakan semua apa
yang aku lihat. Setelah itu aku kemudian melanjutkan pekerjaanku, tiba-tiba aku
mendengar suara lagi, tapi kali ini adalah suara ular dan suaranya terdengar
dari bawah rumah. Kutatap muka Arum, dari wajahnya aku bisa menebak kalau dia
juga mendengarnya. Tapi kali ini, Awaliyah juga mendengarnya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Selesai
sholat magrib, kami berkumpul di ruang tengah. Tiba-tiba kami mendengar suara
lagi, dan kali ini suara anak bayi yang menangis. Padahal tidak ada yang
mempunyai bayi disekitar sini. Kali ini pun hanya kakakku yang tidak mendengar.
Untuk
menghilangkan rasa takut kami, kakakku pun memutar CD orang membaca al Qur’an
(mengaji). Tapi Arum meminta agar kakakku mematikannya, karena katanya ada
seseorang yang akan datang, tapi kakakku tidak meng-iyakannya. Tiba-tiba suara
Arum histeris (kesurupan), kakakku berlari masuk kamar karena Arum mengejarnya
sedangkan Awalyah keluar untuk meminta pertolongan… dan aku? aku kemana??? aku
disuruh untuk menjaga Arum, agar dia tidak berlari ke Hutan, bagaimana bisa aku
menjaganya, mengerakkan kakiku aja tidak bisa. Dan apa yang terjadi antara aku
dan Arum? Arum terus memandangiku, seperti seorang pria jatuh cinta pada
seorang wanita pada pandangan pertama. Tapi ekspresinya berbeda, Arum
memandangiku dengan wajah yang kadang terlihat bingung, dan kemudian
cengar-cengir dan ekspresi marah yang juga menghiasi wajahnya, mungkin dia begitu marah dengan kakakku. Kali ini semua badanku tidak bisa aku gerakkan.
Akhirnya,
Awaliyah datang juga dengan membawa warga sini. Kemudian sebagian warga
memengang kaki Arum, sebagiannya lagi memengang tangannya, tangannya mengepal
dan sulit untuk dibuka dan sangat dingin. Dan salah satu warga membacakan
sesuatu.
Kakakku
belum keluar dari kamar, aku tidak mendengar suaranya dari tadi. Aku pun masih
terpaku ditempatku, begitupun Arum masih memandangiku. Setelah beberapa lama,
Arum mulai sadar… kata mereka juga Arum sudah kembali, tapi masih harus butuh
pengawasan. Tapi kenapa, dia masih memandangiku?
--------------------------------------------------------------------------------------
Keesokkan
harinya, semuanya telah normal kembali. Hari ini adalah hari pertama mereka try
out, jadi aku tinggal di rumah sendiri. Aku mencoba melawan rasa takut itu.
Tidak lama kemudian mereka telah kembali, syukurlah.
Malamnya,
kami memutuskan untuk tidak tidur di kamar. tetapi tidur diruang tengah. Saat
tengah malam, Awaliyah membangunkanku karena dia mendengar sesuatu dari arah
kamar belakang dekat kamar mandi (kamar yang tidak kami pakai) yaitu suara
pintu terbuka kemudian tertutup. Saat aku dan Awaliyah menegur suara itu, suara
itu semakin besar… kami pun yakin bahwa itu bukan karena angin ataupun tikus.
Akhirnya, kami membangunkan kakakku dan Arum. Kakakku tidak percaya, kalau yang
kami maksud adalah makhluk halus itu datang lagi. Kakakku pun bangun dan
menyalahkan lampu, tiba-tiba suara itu hilang dan kakakku menganggap kalau itu
hanya tikus, dan pada saat lampu dinyalakan tikus itu kabur. Kemudian kakakku
mematikan lampunya kembali, suara itu pun datang lagi, saat lampu itu
dinyalakan suara itu hilang dengan cepat, begitu pun saat lampu dimatikan suara
itu datang dengan cepat. Dan pada saat itulah kakakku baru percaya bahwa itu
benar-benar makhluk halus.
Dan
pada malam berikutnya, suara itu masih terdengar, tapi kali ini juga terdengar
suara ketukan dikaca jendela ruang tengah tempat kami tidur, suara orang mandi,
cuci piring, dan suara orang mengulek sambel.
--------------------------------------------------------------------------------------
Pada
pukul 5 sore mereka keluar bertiga karena ada urusan sebentar. Aku pun
sendirian di rumah, katanya sebelum magrib mereka akan pulang. Setelah selesai
azan magrib, tiba-tiba terdengar suara orang berjalan… aku tunggu mereka masuk,
tapi mereka tak masuk. Akhirnya, aku coba mengintip dari jendela tapi ternyata
tak ada siapa2… tapi kenapa kali ini tak terdengar sepatu high hirllsnya.. (ya
ampunn… apa lagi ini). Tidak berapa lama, terdengar lagi suara orang berjalan
tapi kali ini mereka berbicara dan suara tawa kecil, sekarang aku yakin ini
adalah mereka. Dan ternyata, ya dia mereka….
--------------------------------------------------------------------------------------
Tri
out mereka sudah selesai, kami pun mulai masuk sekolah. Iya aku marah, marah
sama mereka karena telah meninggalkanku. Tapi kalau mereka tidak meninggalkanku
apakah nanti aku mengetahui kejadian itu? dan apakah jika aku pulang kemarin
terror ini tidak ada???
Malam
harinya setelah selesai sholat isya, Arum kesurupan lagi. Setelah sadar, Arum
bilang, kalau pohon sawo didepan rumah tepat menembus kaca jendela kamar Arum
dan Adawiyah itu ada penunggunya dan penunggu itulah yang merasuki Arum.
Keesokan
harinya, setelah pulang sekolah Arum juga bilang kalau penunggu rumah ini
tempatnya ada dikamar aku dan kakakku tepatnya dibawah jendela yaitu tempat
yang selalu buat aku nyaman tidur. Tapi aku tidak percaya, akhirnya Arum
membawa aku dengan orang yang kemarin menyembuhkan Arum saat dia kesurupan, dan
kata orang itu penunggu rumah itu adalah jin perempuan cantik yang terkadang
menyamar menjadi sesosok ular, dan tempatnya adalah dikamar aku dan pohon yang
ada dibelakang rumah itu. Tapi jin perempuan cantik itu hanya ingin mencari teman. hhh, maksudnya dia mau berteman sama aku gitu... (sahutku dalam hati...).
Saat membersihkan pekarangan rumah, dibawah rumah (kebetulan rumah ini adalah rumah panggung) aku melihat tedapat sebuah temposo gundul tepatnya di bawah kamar belakang. hmm... ini semakin membuat aku merinding melihat rumah ini.
Akhirnya setelah selesai membersihkan pekarangan rumah bersama teman-teman yang lain dan kakakku, aku pun mandi karena waktu bentar lagi magrib. huuuuaaaaaaaaaaaaaa............. rumah itu langsung berguncang, ternyata aku yang berteriak karena aku terkunci di dalam kamar mandi, hari pun semakin gelap... tapi berapa kali aku putar ganggang kunci itu, alhasil... tidak terbuka, kuperhatikan di setiap sudut kamar mandi itu, alhamdulillah aku tidak melihat apa-apa. Tapi pikiran aku tiba-tiba tertuju dengan perkataan Joni, teman pacar Arum, kalau beberapa malam yang lalu saat mereka berkunjung ke rumah ini, dia melihat sesosok perempuan masuk ke dalam kamar mandi ini, hedeeeeehhhh........ Setelah +/- 30 menit aku terkunci di kamar mandi itu, akhirnya aku keluar juga dari kamar mandi itu. Sebelumnya, Arum dan kakakku juga pernah terkunci di dalam kamar mandi itu, tapi kayaknya aku lah yang memenangkan piala penghargaan karena akulah yah paling lama terkunci di kamar mandi itu....
--------------------------------------------------------------------------------------
Keesokan harinya. Ssetelah
sampai di kost, kakakku menemuiku dia bilang kalau ntar malam dia, Arum, dan
Awaliyah tidak bermalam disini karena ada praktek memasak dan tempatnya di
rumah temannya. Tapi kakakku udah menyiapkan rumah agar aku menginap di rumah
tetangga aja kebetulan dia adalah teman kakakku… sebenarnya aku ingin menginap
dirumah teman aku aja, tapi kakakku menolak karena kejauhan selain itu kalau
kakak aku ntar pulang dia akan sulit menemuiku.
Sudah
Pukul 12.00 WITA, aku sudah sangat mengantuk. Kebetulan rumahnya kecil, jadi
aku tidurnya didepan TV. Tapi bagaimana bisa tidur, kalau teman-temannya belum
pulang. Akhirnya aku membuat kesepakatan dengan diriku sendiri aku tunggu 15
menit lagi, kalau temannya tidak pulang aku yang pulang. Dan ternyata, aku yang
pulang… akupun pamit dengan teman kakakku. Dia bingung kenapa aku tidak jadi
menginap, dia menawarkan agar aku diantar karena ini udah larut malam, tapi aku
malah menolaknya.. (stupid….)
Ternyata
suasana sudah sunyi senyap, aku kira masih ramai kayak di rumah teman kakakku,
hhuuu…. Akhirnya kuberanikan diriku, mulai kukumpulkan semua memoriku yang
ter-save yaitu surah pendek al Quran, dan mulai kubacakan saat mulai menginjak
jembatan kearah kost ku… salah satunya yaitu ayat kursi (untung masih hafal…..)
tapi gak tau kenapa saat melewati jembatan tersebut aku merasa di pinggir jembatan tersebut begitu banyak yang memperhatikan aku, seperti fans-fans bola yang sedang menonton tim favoritnya bermain. Tetapi semua itu aku hiraukan untuk sedikit mengurangi rasa takutku. Aku pun mulai berjalan lagi, saat melewati pohon sawo yang ada di depan rumah Ririn, bacaanku mulai kalang kabut, kepala aku
susah aku gerakkan…seakan-akan ada yang menarik rambutku dari atas pohon itu (hmmm... kayaknya mereka benar-benar menonton tim favoritnya, dan akulah bolanya), tapi aku berusaha untuk tetap fokus dengan pandangan kedepan dan kulancarkan lagi bacaanku, akhirnya aku bisa melewatinya. huff… masih ada pohon sawo, dan ternyata
itu adalah pohon sawo depan kost ku……… mana pintu rumah di gembok lagi. kumulai
lagi langkahku, tapi kali ini aku mulai berlari kecil… karena perasaanku
semakin banyak yang mengikutiku dari belakang. Akhirnya aku sampai diambang
pintu…… alhasil, pintunya terbuka. Tiba-tiba perasaan aku aneh, seolah-olah
banyak yang menyambutku, diruang tamu seakan-akan ada beberapa orang yang membentuk setengah lingkaran dan berkata kepadaku SELAMAT DATANG, dan pintu kamar Arum terbuka (kamarnya adalah kamar pertama saat memasuki ruang tamu) seakan-akan ada yang keluar dan mengatakan "siapa yang datang" sedangkan kamarku tetap tertutup. Hmmm,,, tapi apakah benar ini hanya perasaan takut aku aja, aku terdiam sejenak dan kemudian kututup pintu dan berlari menuju kekamarku, sesampai dikamar aku kemudian duduk membungkuk di sudut kamar tepat di bawah jendela, aku tidak tau kenapa aku merasa nyaman di sini, saat itu aku baru sadar kalau aku menangis…
------------------------------------------------------------------------------------
Perjuangan
anak kelas 3 pun selesai, tinggal menunggu hasil. Arum dan Awaliyah pun kembali
ke kampong mereka masing-masing. Jadi tinggal aku dan kakakku di kost ini.
Sebenarnya kakakku udah mau pulang, tapi aku melarangnya aku minta agar dia
menunggu aku sampai selesai semesteran.
Pada
suatu hari, kakak aku keluar dan aku juga keluar, aku keluar sebenarnya ke
mesjid untuk sholat magrib. Dan setelah sholat magrib aku pulang, kulihat
kakakku udah pulang duluan, aku melihat wajahnya begitu puncat…. baru kali itu
aku melihat kakakku benar-banar ketakutan…. aku tidak tau apa yang dia dengar
dan dia lihat, karena dia hanya diam……
Dan
ternyata, kakak aku tidak bisa bertahan menunggu aku sampai semesteran. karena
masih banyak yang akan dia urus. Untung aja teman aku mau menemani aku, yaitu
Nisrina dan Evi. Mereka adalah teman sekelas aku, sedangkan Evi adalah teman
aku mulai dari SMP.
Ternyata
mereka tidak bisa menemani aku terus, akhirnya aku tidur sendiri lagi. Tapi
selama mereka disini tidak ada kejadian aneh kayak kemarin. Mungkin hantunya
suka kali yah sama teman-teman ku…..
Aku
tiba-tiba terbangun, kulihat semuanya gelap… ternyata mati lampu, aku kemudian
mengambil jam tanganku, kulihat ternyata pukul 12.35 WITA. hhhhh…. tengah malam,,,,,
aku menangis lagi… Dan kemudian aku tertidur dan bangun kembali saat pukul
04.00 WITA, kudengar suara pak Udin (petugas PLN) menghubungi seseorang, dan
aku bru bisa tidur lagi saat lampu mulai nyala. Aku ingin berteriak agar pak
udin mendengarku, tapi pasti dia akan memarahiku kalau tau aku tidur sendiri.
Karena sebelumnya dia udah melarang aku agar tidak tidur sendiri diatas.
Malam
selanjutnya, saat Nisrina dan Evi tidak dapat menemani aku. Aku kemudian tidur
sendiri, dan gak tau kenapa aku terbangun lagi pada pukul 12.30 WITA, aku baru
sadar kalau malam itu adalah malam jum’at kliwon… aku menangis lagi… dan aku
berjanji dengan diriku sendiri aku tidak akan tidur sendiri lagi disini…..
----------------------------------------------------------------------------------
Waktu
telah menunjukkan pukul 17.15 WITA, tapi kenapa hari ini begitu lama, mungkin
karena malam ini adalah malam terakhir aku disini (heheeee… kayak lagu dangdut
aja, malam terakhir). Sambil menunggu azan, aku duduk didepan teras… soalnya
kalau berangkat sekarang terlalu kecepatan. Tiba-tiba aku mencium bau yang amis
seperti bau darah yang tumpah…. aku mulai berinding, bau itupun semakin
menyengat….. dan ternyata bau itu mengelilingi seluruh rumah itu… akupun
berlari meninggalkan rumah itu, setelah selesai sholat isya di mesjid.. aku
kemudian ketempat Nisrina, sesampai disana Nisrina bilang kalau didekat kostku
ada orang yang baru meninggal karena pendarahan dan meninggalnya sebelum
magrib…. Sekarang aku tau kenapa rumah itu bau darah……
-----------------------------------------------------------------------------------
Tidak
sadar aku melamun begitu panjang, adikku masih bercerita tentang kost PLN,
katanya waktu dulu didaerah sekitar PLN hanya ada rumah PLN itu dan PLNnya,
nenek Ririn yang masih hidup adalah salah satu saksinya, bahwa daerah itu
pernah dijadikan sebagai tempat pemangil hantu, agar orang-orang sakit bisa
disembuhkan. Jadi tidak salah kalau rumah PLN itu angker
Kalau daerah itu pernah di jadikan tempat pemanggil hantu... berarti hantunya gak satu atau dua aja.... (sahutku)
iya lah, kan semua jenis hantu ada di situ... (jawabnya)
tau dari mana kamu tentang ini, bukannya orang-orang sekitar situ gak ada yang mau menceritakannya.....
iya lah, aku gitu.....
emang kamu tau dari siapa (ulangku)
hmmm..... mau tau aja atauuu mau tau banget....
bangettt... bangeeeett.... banggeeeetttttt mau tau............
kasih tau gak yah???
kasih tau dunk??? emang dapat dari mana sih?? (ulangku lagi)
hmmm.... dari Tomi, Tomi kan juga tinggal di daerah situ... soalnya, kalau dia gak ngasih tau aku ancam aku putusin..... tapi aku gak percaya gitu aja, jadi aku mulai korek-korek lagi dari mbak Rina, awalnya mbak Rina juga gak mau cerita.... tapi, akhirnya dia cerita juga kalau semua itu benar... rumahnya aja yang udah dibangun setelah kejadian itu juga masih angker,,, katanya, kalau dia lagi nonton TV di ruang tengah, hantunya katanya suka lewat dari ruang depan menuju kedapur, yah kadang hantunya makan, cuci piring,....
ohh gitu.... (dengarin sambil bengong-bengong untung gak ngiler....)
Aku
dan Nisrina hanya beberapa bulan nge-kost bareng, karena ada konflik.
Selanjutnya Nisrinalah yang tinggal disana bersama tya dan Novi, ± 1 tahun
mereka nge-kost disana dan kemudian pindah karena sering diteror, malah katanya pernah menampakkan wujudnya dalam bentuk ular sawah, gak tau ularnya datang dari mana tiba-tiba ada di dalam kamar tengah (eks. kamar aku dulu)… Selanjutnya
yang menempati adalah istri polisi yang tinggal bersama bayinya, tapi hanya
beberapa bulan karena bayinya sering menangis tengah malam dan sering sakit.
Kemudian adikku yang menempati rumah itu sampai ia lulus. Dan kabarnya, pak
Udin tidak akan lagi menyewakan rumah itu……
Bercerita
soal hantu tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12. 25 WITA, sebelum
tidur aku biasanya ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi, karena
takut aku pun pergi berdua dengan adikku ke kamar mandi, saat itu adikku
meminta tolong untuk diambilkan air, aku pun mengambilkannya… saat dia ingin
mengambil air dari tanganku, dia melihat kearahku dengan mata merah dan mulut
berdarah……………
Selesai